Senin, 04 Agustus 2008

FADHAIL SHIYAM

FADHAIL SHIYAM

Muqaddimah
Firman Allah,
“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (Al Baqarah : 183)
Ummul Mu’minin ‘Aisyah ra berkata, “Bala’ pertama kali menimpa bagi umat ini sepeninggal Nabinya adalah kekenyangan, karena sesungguhnya kaum ketika kenyang perut mereka badan mereka menjadi gemuk, kemudian hati mereka melemah dan syahwat mereka bergejolak.” (Disebutkan oleh Al Mundziri dalam At Targhib wat Tarhib).
Umar bin Khathab ra berkata, “Jauhilah olehmu kenyang dalam makan dan minum karena itu merusak tubuh, mendatangkan penyakit, membuat malas dari mengerjakan shalat dan kalian harus sederhana dalam makan dan minum. Karena itu lebih sesuai bagi tubuh dan lebih jauh dari melampaui batas, dan sesungguhnya Allah Ta’ala membenci pendeta yang gemuk dan sesungguhnya seseorang tidak akan rusak sehingga dia mengutamakan syahwatnya atas agamanya.”
Urgensi Shiyam dalam Tazkiyatun Nafs
1. Shiyam adalah satu bentuk ketaatan terhadap kewajiban syar’i untuk mencapai derajat taqwa. Tanpa shiyam tidak mungkin seseorang mencapai derajat tersebut.
2. Shiyam sebagai penghapus dosa, fitnah yang akan menimpa seseorang, keluarga, harta dan tetangganya. Rasulullah saw bersabda, “Fitnah terhadap seseorang dalam keluarga, harta dan tetangga akan dihapuskan oleh shalat, puasa dan shadaqah.” (HR Bukhari). Rasulullah saw ditanya tentang puasa ‘Asyura, maka beliau bersabda, “Ia menghapuskan dosa setahun yang telah lalu.” (HR Muslim). Dan beliau ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau bersabda, “Ia menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun berikutnya.” (HR Muslim)
3. Shiyam adalah sarana tazkiyatun nafs dan ibadah yang tidak ada tandingannya. Abu Umamah ra, berkata: Aku dating kepada Rasulullah saw, maka aku berkata: Perintahkan aku dengan amal yang memasukkan aku ke surga! Rasulullah saw menjawb: Atas kamu berpuasa, karena puasa itu tidak ada tandingannya.”. Dan ketika aku datang lagi beliau perintahkan lagi untuk berpuasa. “Kamu harus berpuasa, (HR Ahmad,Nasai, dan Hakim, dia berkata: Hadits aShahih).
4. Shiyam adalah sarana efektif untuk menjauhkan diri dari siksa api neraka, karena puasa adalah perisai dan benteng yang kokoh dari api neraka. Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa berpuasa satu hari di jalan Allah niscaya Allah menjauhkan Jahannam dari dirinya sejauh perjalanan seratus tahun.” (HR Nasa’I) Rasulullah saw bersabda, “Shiyam adalah perisai dan benteng yang kokoh dari siksa neraka.” (HR Bukhari)
5. Pahala shiyam langsung diperhitungkan oleh Allah sendiri. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda, “Setiap amal anak Adam akan dilipatgandakan, satu kebajikan dengan sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat. Allah berfirman, ‘Kecuali puasa. Karena sesungguhnya puasa itu langsung untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya, karena ia rela meninggalkan syahwatnya dan makanannya karena Aku.’” (HR Muslim)
6. Shiyam adalah sarana yang paling efektif untuk mengendalikan syahwat dan nafsu birahi, sehingga Rasulullah saw memerintahkan pemuda yang belum sanggup untuk menikah, sementara nafsu birahinya bergelora agar berpuasa. Beliau bersabda, “Dan barangsiapa yang belum mampu untuk menikah maka atasnya harus berpuasa, karena puasa itu baginya sebagai pengekang syahwat.” (HR Al Jama’ah dari Ibnu Mas’ud ra).
7. Orang yang berpuasa mendapatkan rahmat Allah lebih besar dibandingkan orang yang mendapatkan makanan saat tidak berpuasa. Rasulullah saw bersabda, “Orang yang berpuasa apabila di sampingnya disantap berbagai makanan, maka para malaikat bershalawat (memohonkan rahmat Allah) untuknya.” (HR Turmudzi).
8. Shiyam akan menjadi syafi’ (pembela) bagi orang berpuasa pada hari Kiamat nanti. Rasulullah saw bersabda, “Shiyam dan Al Qur’an akan memberi syafa’at kepada hamba pada hari kiamat. Shiyam berkata, ‘Ya Rabbi, hamba-Mu ini telah aku cegah dari makan, minum dan menuruti syahwatnya di siang hari. Maka berikanlah aku hak untuk memberi syafa’at (membelanya).’ Al Qur’an berkata, ‘Ya Rabbi, hamba-Mu ini telah aku cegah dari tidur di malam hari, maka berikanlah aku hak untuk memberi syafa’at (membelanya).’ Maka keduanya diizinkan memberi memberi syafa’at.” (HR Ahmad).
Fadhilah & Macam-macam Shiyam Sunnah
1. Puasa di bulan Muharram
 Rasulullah saw bersabda, “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah bulan Allah yaitu Muharram dan shalat yang paling utama setelah fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim)
 Dari Ibnu Abbas ra bahwa Rasulullah saw berpuasa pada hari ke sepuluh (‘Asyura) dan beliau memerintahkan puasa pada hari itu. (Muttafaqun ‘alaih).
 Dan beliau bersabda, “Sekiranya aku masih hidup sampai tahun depan pastilah aku berpuasa pada hari ke sembilan (Tasu’a).” (HR Muslim)
2. Puasa pada bulan Dzulhijjah, yaitu puasa hari Arafah. Dari Abu Qatadah ra,berkata: Rasulullah saw, pernah ditanya tentang puasa Arafah.
 Beliau bersabda: “Ia menghapuskan dosa setahun yang lalu dan yang akan datang.” (HR. Muslim).
 Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada hari-hari bagi amal shalih di dalamnya lebih dicintai di sisi Allah daripada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari awal bulan Dzul Hijjah.” Mereka berkata, “Wahai Rasulullah, tidak pula jihad di jalan Allah?” Beliau bersabda, “Kecuali seorang yang keluar dengan jiwa dan hartanya kemudian tidak pulang lagi dengan sesuatu apa pun dari itu.” (HR Bukhari)
3. Puasa enam hari di bulan Syawal
 Dari Abu Ayyub ra bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian mengikutinya enam hari dari bulan Syawal adalah baginya seperti puasa sepanjang tahun.” (HR Muslim)
4. Puasa Senin dan Kamis
 Dari Abu Hurairah ra dari Rasulullah saw bersabda, “Seluruh amal dihaturkan kepada Allah pada hari Senin dan Kamis maka aku senang amalku dihaturkan sedangkan aku tengah berpuasa.” (HR Turmudzi)
5. Puasa tiga hari setiap bulan, dan yang paling utama adalah ayyamul bidh, yaitu tanggal 13, 14 dan 15.
 Dari Abu Hurairah ra berkata, “Kekasihku yaitu Rasulullah saw berwasiat kepadaku dengan tiga hal: Berpuasa tiga hari setiap bulan, melakukan dua rekaat dhuha, dan shalat witir sebalum tidur. (Muttafaqun ‘alaih).
6. Puasa Dawud, yaitu satu hari berpuasa dan satu hari berbuka.
Rasulullah saw, besabda: “Puasa yang paling Allah cintai adalah puasa Dawud, dan shalat yang paling Allah cintai adalah shalat Dawud, ia tidur setengah malamnya, kemudian shalat sepertiganya dan tidur lagi seperenamnya. Dan dia berpuasa satu hari dan tidak berpuasa satu hari.” (HR. Muttafaq ‘Alaih).
7. Memperbanyak puasa di bulan Sya’ban.
‘Aisyah ra, berkata: “Tak pernah aku mndapati Rasulullah saw, berpuasa sempurna sebulan penuh selain Ramadhan, dan tidak aku dapati beliau banyak berpuasa selain di bulan Sya’ban.” (Muttafaq ‘Alaih).
8. Disunnahkan banyak berpuasa bagi para bujangan yang belum sanggup untuk menikah, sementara nafsu birahinya selalu bergelora.
 Rasulullah saw, bersabda: “Dan barangsiapa belum mampu untuk menikah, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu baginya sebagai pengekang syahwatnya.” (HR. Bukhari).
Derajat Shiyam Yang Tertinggi
Puasa yang dilakukan oleh seorang mukmin sejati bukanlah sekedar menahan perut dan faraj dari menyalurkan syahwatnya, akan tetapi ia juga menahan pandangan, lisan, pendengaran, tangan, kaki, mata dan seluruh anggota tubuh dari segala dosa. Di samping itu ia juga menahan hati dari niat yang hina atau berfikir yang menjauhkan diri dari Allah sehingga seluruh jiwa raganya terkonsentrasikan untuk taat kepada Allah semata.

Tidak ada komentar: